Press Release
— Era digital memang banyak melejitkan penyanyi secara instan. Tetapi tak
banyak yang mempunyai kualitas yang sepadan, sehingga popularitas pun bisa
tenggelam dengan cepat. Kakak beradik Irvan Janaz dan Dewita Novianti adalah
perkecualian. Thanks to Youtube
yang telah melambungkan nama mereka. Bermodalkan gitar, mereka berdua
membawakan lagu-lagu hit seperti Break Your Heart (Taio Cruz), Lucky (Jason
Mraz), Poker Face (Lady Gaga). Puncaknya adalah ketika mereka membawakan lagu
Telephone milik Lady Gaga, yang hingga kini sudah dilihat lebih dari 1,7 juta
orang. Sementara video channel mereka di Youtube saat ini sudah diakses lebih
dari 7,6 juta orang dari berbagai belahan dunia.
Berangkat
dari kecocokan visi dan musikalitas, akhirnya mereka sepakat untuk
berkolaborasi membentuk project bernama ID-nesia yang merupakan
kepanjangan dari Irvan Dewita nesia (Indonesia) .
Dibawah naungan Trinity Optima, mereka merilis single berjudul Ingin Pacaran, sebuah lagu yang
ditulis oleh Irvan dan Harry Budiman.
Lagu berirama pop dance ini dirilis di bulan November 2011 dan langsung
mendapat respon dari radio-radio. Saat diunggah ke Youtube pun, sambutan atas
lagu ini juga bagus. Ini membuktikan bahwa mereka tidak hanya jago membawakan
lagu-lagu orang lain, tetapi juga piawai membawakan lagu sendiri.
ALBUM SOLO
Pembuktian
akan keseriusan ID-NESIA dalam bermusik terwujud dari dirilisnya album solo
mereka berjudul nama mereka sendiri pada Juni 2012. Adalah Harry Budiman yang
bertindak sebagai produser, music director, composer, serta vocal director. Ia
didukung oleh Kamga Tangga dan Johandy Jahja yang bertindak sebagai penulis
lirik lagu. Irvan sendiri juga terlibat dalam aransemen vocal.
“Album ini
mengangkat warna musik yang variatif, mulai dari pop, dance, reggae, R&B.
Yang pasti tidak jauh dari warna musik urban. Tetapi yang uniknya adalah ID-NESIA
tampil dalam pesona yang berbeda-beda. Ada saatnya mereka tampil trio, dilain
lagu tampil berduet, dan masing-masing dari kami juga unjuk diri tampil solo,”
jelas Irvan, yang diiyakan oleh Dewita.
“ID-NESIA ini
adalah proyek yang menarik. Saya sangat salut dengan musikalitas dari
masing-masing personilnya. Setiap individu mempunyai potensi yang kuat dan
menarik untuk dieksplorasi. Ini yang membuat album ID-NESIA adalah sajian
komplit musik dengan cita rasa yang beragam. Dan ketika ditampilkan dalam
pertunjukan musik, akan menghasilkan tontontan yang apik,” kata Harry Budiman,
musisi yang juga memproduseri grup Tangga.
Sementara itu
Dewita menunjukkan kebolehannya melalui Akuilah Aku. Lagu
ini dikemas dalam balutan musik pop – R&B, remaja multi talenta ini mengaku
mempunyai pengalaman unik seputar rekaman lagu ini.
“Pertama kali
mempelajari lagu ini agak susah. Lagunya tentang cewek yang menuntut cowoknya
untuk mengakui hubungan mereka berdua. Jujur, kita berdua belum pernah
ngalamin, dan amit-amit jangan sampai deh,” kata Dewita sambil tertawa. “Tapi
untunglah setelah workshop dan diarahkan oleh Mas Harry dan Kamga, akhirnya saya
mendapatkan chemistry dengan lagu ini, dan
berhasil membawakannya dengan baik,” tambah Dewita.
Sementara Dewita
tampil apik kembali membawakan lagu R&B bertitel Tiada Maaf, ciptaan dari Tere
dan Fia. Disini terlihat kelihaiannya dalam memainkan olah vokalnya dalam
melodi yang cantik ala Rihanna-esque.
Total 10 lagu
di album ini dipastikan akan membuat siapapun yang mendengarnya jatuh cinta.
Ada lagu Bersedia (ID-NESIA) yang
dibesut dalam musik pop reggae yang fun. Kemudian Bilang Cinta (ID-NESIA)
bernomor R&B / dance yang liriknya tentang sweet
love. Ada juga lagu ballad berjudul Berserah
(Irvan, Dewita), yang bertutur
tentang indahnya hidup ketika semuanya dijalani dengan cara berserah sepenuhnya
kepada Tuhan. Dalam musik bertempo medium ballad, mereka bertiga kembali tampil
dalam Kesalahan Yang Terindah (ID-NESIA),
dimana openingnya ear catching
karena ada vocalizing dengan beat yang
dinamis. Sebagai penutup adalah nomor menarik dari Irvan dan Dewita dalam Jangan Parkir (The Op Op Song). Lagu ini diciptakan oleh mereka berdua setelah melihat bagaimana
cara orang memberikan aba-aba saat parkir kendaraan. Inilah yang menginspirasi
mereka menulis lagu ini, dimana ada selipan kata “jangan parkir dihatiku.”
Dalam lagu dance techno rap ini, terdengar kefasihan mereka berdua dalam merapalkan
lirik lagu dalam tempo cepat.
ID-NESIA
memang tidak dipungkiri lahir dari kemudahan fasilitas digital. Tetapi menurut
mereka semua itu adalah sekedar sarana. Tanpa passion yang besar di musik juga
ketekunan mereka dalam bereksplorasi, mereka tidak yakin akan bertahan lama di
dunia entertainment. Irvan yang lahir pada 9 Oktober 1990 dan Dewita yang lahir
pada 26 Juli 1993 dibesarkan ditengah keluarga yang mencintai seni musik. Lahir
dari Ayah berdarah Ambon Rote dan Ibu berdarah Jawa Manado, kakak beradik ini
rajin mengulik gitar, mencoba membawakan lagu-lagu yang tengah populer. Irvan
saat ini kuliah di Universitas Multimedia Nusantara jurusan Design Komunikasi
Visual. Bidang studinya itu sangat membantunya dalam membuat video-video
sendiri untuk diunggah ke Youtube. Sementara itu sang adik, Dewita saat ini
kuliah di universitas yang sama di jurusan Akuntansi. Akan halnya Dewita. Gadis
kelahiran 12 Juli 1993 ini sekarang duduk di Universitas Pelita Harapan jurusan
Seni Musik. Kiprah kakek dan ibunya yaitu Chris Pattikawa dan Jean Pattikawa
banyak memberikan pengaruh bermusik kepadanya. Mereka bertiga mengemari musik
yang sama, dan lagu-lagu dari Chris Brown, Neo, Beyonce, Rihanna, dan
artis-artis R&B.
Bagi ID-NESIA
Troops (sebutan untuk penggemar ID-NESIA), apapun talenta maupun passion yang
dimiliki, jangan ragu untuk mengekspresikannya dan terus konsisten
mewujudkannya.
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Telp : +6221-3901268